Komunitas Old Jobseeker Indonesia (OJI) Melawan Diskriminasi Usia

Loading

Komunitas Old Jobseeker Indonesia (OJI) Melawan Diskriminasi Usia

Seperti janji kami kemarin, DuniaHR.com saat ini sedang melakukan pengumpulan data komunitas – komunitas seputar HR yang nantinya akan kami buat direktori tersendiri. Salah satu komunitas yang menarik untuk kami angkat profilnya adalah Old Job Seeker Indonesia (OJI), sesuai dengan nama komunitasnya tujuan utama dibentuknya OJI adalah membantu para pencari kerja yang kesulitan mendapatkan lowongan kerja karena syarat batasan usia yang ditetapkan.

Sang pendiri Barnel Tito mengatakan “Komunitas OJI atau Old Jobseeker Indonesia hadir berangkat dari keprihatinan saya setelah melihat postingan – postingan yang ada di LinkedIn yang menggambarkan rasa putus asa para pencari kerja yang telah berusia antara 35 hingga 50 tahun “.

Rasa keputusasaan tersebut direfleksikan dalam bentuk keluhan – keluhan yang menjurus pada rasa frustasi akan sulitnya memperoleh kesempatan untuk mengikuti interview dari sekian banyak info lowongan kerja yang ada.

Kita belum bicara tentang “mendapatkan pekerjaan” namun baru sebatas “kesempatan untuk mengikuti interview”. Bagaimana bisa mendapatkan pekerjaan jika hanya untuk mengikuti interview saja sudah sulit?

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan – pertanyaan :

1. “Mengapa harus curhat sampai sedemikian rupa di LinkedIn…?”

2. “Apakah curhat2 seperti itu akan membuat para Old atau Mature Jobseeker langsung mendapat tawaran pekerjaan?”

Fakta yang ada adalah individu – individu yang selama ini dinilai sukses dalam karir, mereka lebih banyak fokus memberitakan keberhasilan masing – masing individu. Pun banyak terdapat motivator – motivator hebat di LinkedIn, tapi hampir semua hanya memberikan “petuah-petuah” yang tidak dapat merubah petuah tersebut menjadi sebuah lapangan pekerjaan.

Personal branding, materi soft skill dan lain sebagainya hanyalah sebuah petunjuk tentang bagaimana cara untuk meningkatkan kompetensi seseorang. Itu hanya berlaku untuk para fresh graduate, bukan untuk para Old atau Mature Jobseeker yang sudah sarat pengalaman.

Masih menurut sang pendiri, perbaikan Curriculum Vitae (CV) itu hanya pas diberikan kepada para Milenial yang memang butuh sebuah media untuk “menjual diri” kepada para rekruiter dan para pemangku kepentingan dalam sebuah perusahaan. Review CV bukan utk para Old atau Mature Jobseeker yang sarat pengalaman.

Dengan kata lain, apabila jobseeker tersebut adalah Milenial, silakan lihat bentuk CV nya. Apakah yang bersangkutan termasuk orang yang kreatif atau hanya milenial yg biasa – biasa saja? Jika biasa – biasa saja, silahkan dibantu bagaimana generasi milenial tersebut bisa memiliki CV yang “ciamik” dan bisa menarik para rekruiter untuk merekrutnya.

Setelah itu baru dilihat, apakah background pendidikan sudah sesuai dengan persyaratan yang ada dalam info lowongan kerja.

Tapi untuk para Old atau Mature? Keindahan sebuah CV hendaknya tidak lagi menjadi objek pertama yang mendapat penilaian melainkan bobot CV yang bersangkutan.

Old dan Mature itu butuh kerja. Mereka adalah orang – orang yang memiliki tanggung jawab besar dalam keluarga. Mereka ada ayah atau ibu dari anak2 mereka. Bahkan bukan tidak mungkin, mereka adalah ayah dan ibu dari para Milenial tersebut.

Milenial butuh kerja? Iya, dan Old dan Mature juga butuh kerja

Jadi, seharusnya perusahaan – perusahaan tidak lagi mendikotomi faktor usia dalam mencari kandidat. Berikan kesempatan secara proporsional baik kepada para Milenial maupun kepada para Old dan Mature.

Problem seperti ini yang sering terjadi dalam setiap info lowongan kerja. Tidak hanya di LinkedIn tapi juga diportal job yang lain.

Lebih banyaknya info lowongan kerja yg mensyaratkan usia hanya antara 22 hingga 30 tahun, membuat para Old dan Mature Jobseeker seolah merasa tidak lagi mendapat tempat dalam dunia kerja formal.

Efeknya? Terjadilah curhat berjamaah. Akibat dari itu, bukan simpati yang diraih, yang didapat justru sindiran atau celaan. Entah dengan sebutan cemen, entah cengeng atau apapun yang bernilai negatif terhadap para Old atau Mature.

Ada yang bersimpati ? Ya pasti ada. Namun apakah simpati yang hanya berupa kalimat tersebut akan membalikkan kondisi ? Tidak juga!

Berangkat dari uraian diatas, maka pendiri kumpulkan para Old atau Mature ini dalam sebuah komunitas. Yang mengajak para Old atau Mature ini berdiskusi, sharing pengalaman, saling berbagi ilmu dan tentunya yang paling utama harus mencoba menggali sumber – sumber informasi lowongan pekerjaan yang diperuntukkan kepada para Jobseeker yang berusia antara 35 hingga 50 tahun.

Baca juga : Merdeka dalam Berkomunitas : Terbentuknya Rekruter Indonesia Bersatu (RIB)

Sedikit demi sedikit informasi tersebut didapatkan, baik dari kawan – kawan para Head hunter, rekruiter bahkan para owner yang kebetulan dikenal oleh pendiri OJI.

Apakah OJI hanya share info lowongan kerja ? Harapan pendiri tentu tidak. Karena berharap diantara anggota ada semangat berbagi hal yang sama dengan cara misalkan, yang berlatar belakang Akunting dan punya info lowongan kerja dibidang tehnik atau HRGA, silakan diposting. Mungkin bagi dia info tersebut tidak berguna, tapi sangat boleh jadi akan sangat berguna bagi anggota yg lain? Begitu pula sebaliknya. Masing – masing anggota men-share info lowongan kerja yang dimiliki.

Saat ini info lowongan kerja di OJI berasal dari hampir 10% dari jumlah anggota masing2 group.

Saling mendukung, saling berbagi dan saling menguatkan, itulah motto dari komunitas OJI.

Mengenai penamaan komunitas, awalnya memang ada rencana menggunakan kata Mature karena kata OLD konotasinya memang agak kurang pas. Tapi akhirnya penggunaan kata OLD untuk memudahkan padanan kata YOUNG disisi yang lain. Hanya itu saja. Tapi dari 10 WAG OJI memang ada 1 group yang memakai kata Mature yaitu OJI 3 dengan nama Mature Jobseeker.

Tidak ada tujuan khusus dgn pemakaian kata tersebut. Yang ada hanya tujuan secara umum, bagaimana para Old tersebut bisa memperoleh informasi lowongan kerja yang sesuai dengan usia anggota. Hanya itu saja.

Saat ini jumlah anggota OJI mencapai sekitar 2.300 orang yang tersebar dlm 10 WA Group. Dari jumlah tersebut sekitar 5 hingga 10% sdh mendapat pekerjaan dan tetap ada di group. Mereka tetap ada di group dengan tujuan agar bisa ikut berbagi, barangkali diperusahaan masing – masing mereka ada peluang yang bisa diberikan kepada teman2 yang belum mendapat kesempatan.

Diluar itu ada sekitar 200 hingga 300 orang yang sudah mendapat pekerjaan dan mereka telah meninggalkan group dengan alasan kesibukan ditempat kerja atau ingin memberi tempat kepada anggota LinkedIn lainnya yg memang antri ingin bergabung.
Hingga OJI ke 6 pendiri memang fokus utk para jobseeker yang berusia 35 hingga 50 tahun (bahkan ada yang 60 thn).

Tapi mulai OJI 7 dan 8 pendiri menurunkan rate usia menjadi 30 hingga 50 tahun, dan di OJI 9 dan 10 usia anggota diturunkan lagi menjadi minimal 22 tahun. Jadi di OJI 9 dan 10 memberikan kesempatan kepada para Milenial untuk ikut bergabung. Di OJI 9 dan 10 pendiri dan anggota juga men-share info lowongan kerja bagi para Fresh Graduate dan para Milenial.

Menariknya walau jumlah anggotanya sudah ribuan Komunitas OJI tetap menggunakan WhatsApp Group yang daya tampungnya terbatas, dan tidak menggunakan telegram karena tetap menginginkan agar interaksi antar anggota berjalan dengan baik, dimana masing – masing saling mengenal yang tujuan akhirnya para anggota dapat menjalin kekerabatan yang lebih dekat.

Dengan kedekatan tersebut diharapkan sifat kekeluargaan antar anggota bisa muncul. Jika sudah seperti keluarga, sifat saling tolong menolong itu biasanya lebih mudah dibentuk. Coba bayangkan jika memakai Telegram dgn anggota 2.500 bhkn 10.000. Bagaimana bisa saling mengenal? Bagaimana bisa saling dekat?

Pendiri membuat perumpamaan antara ruang kelas dengan ruang Serba guna. Kekerabatan jauh lebih mudah dibentuk dalam ruang kelas dibanding ruang serba guna.
Tidak apa – apa banyak ruang kelas, yang terpenting adalah dalam setiap ruang kelas bisa terbentuk kekerabatan yang kuat sehingga semangat untuk saling mendukung menjadi lebih besar.

Bagaimana ? anda tertarik bergabung ?

Jika anda tertarik ingin bergabung silahkan mencari di platform linkedin dengan kata kunci “Old Jobseeker Indonesia”, anda akan dimoderasi terlebih dahulu untuk masuk dalam group linkedin Old Jobseeker Indonesia.

Salam,

Redaksi DuniaHR.com

Ingin bertanya seputar dunia kerja dan permasalahan praktis yang ditemui silahkan klik link dibawah ini :

https://duniahr.com/ruang-konsultasi/

Jangan lupa follow sosial media kami :

https://www.instagram.com/duniahrcom/

https://www.linkedin.com/company/duniahr-com/

Mitra Kolaborasi :

Pasang Lowongan Kerja Gratis 100% tanpa syarat hanya di Bankloker.com

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *