Cara Menghitung Upah Perjam Dan Upah Harian Pekerja

Loading

Kali ini Redaksi DuniaHR.com akan menjawab pertanyaan rekan-rekan pada kolom Konsultasi website DuniaHR.com terkait bagaimana cara menghitung upah perjam dan cara menghitung upah harian Pekerja?

Berdasarkan Pasal 8 ayat (2) Kepmenaker 102/2004, maka cara menghitung upah sejam adalah 1/173 X upah per bulan.

Darimana angka 173 diperoleh?

 

Diketahui:

1 tahun            = 365 hari

1 tahun            = 12 bulan

1 minggu         = 7 hari

Jumlah minggu dalam 1 tahun, maka 365 : 7 hari                             = 52,14 minggu

Rata-rata jumlah minggu dalam 1 bulan, maka 52,14 : 12 bulan      = 4.345 minggu/bulan

Apabila kewajiban bekerja per mingggu adalah 40 jam, maka rata-rata jumlah jam kerja perbulan adalah: 4.345 x 40 jam = 173,8 jam/bulan yang dibulatkan menjadi 173

Setelah itu, kita baru bisa menentukan jumlah upah minimum dengan cara upah per jam dikali 173 atau rata-rata jumlah jam kerja setiap bulannya.

Contoh:

Upah per jam di DKI Jakarta untuk tahun 2020 adalah :

1/173 x Rp 4.276.349,- = 24.719,- per jam

Bagaimana dengan upah harian?

Upah pekerja harian, diatur dalam Pasal 9 ayat (1) Kepmenaker 102 Tahun 2004 tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur yang berbunyi:

Dalam hal upah pekerja/buruh dibayar secara harian, maka penghitungan besarnya upah sebulan adalah upah sehari dikalikan 25 (dua puluh lima) bagi pekerja/buruh yang bekerja 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau dikalikan 21 (dua puluh satu) bagi pekerja/buruh yang bekerja 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

Upah dibagi 25 Hari = Upah Harian bagi yang kerja 7 jam kerja per hari dan 6 hari kerja perminggu ( bekerja 25 hari dalam sebulan ).

Contoh :

Upahnya Senilai UMP DKI Jakarta maka :

Rp. 4.276.349 dibagi 25 hari   = Rp.171.053,-

Upah dibagi 21 hari = Upah harian bagi yang kerja 8 jam kerja per hari dan 5 hari kerja per minggu ( bekerja 21 hari dalam sebulan ).

Contoh :

Upahnya Senilai UMP DKI Jakarta maka :

Rp. 4.276.349 : 21 hari = Rp.203.635,-

Ketentuan tentang waktu kerja juga diatur di pasal 77 UU 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan:

Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja.

Waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

  • 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau
  • 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

Ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu.

Ketentuan mengenai waktu kerja pada sektor usaha atau pekerjaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Keputusan Menteri.

Demikian penjelasan kami perihal pertanyaan diruang konsultasi

Salam,

Redaksi DuniaHR.com

 

Ingin bertanya seputar dunia kerja dan permasalahan praktis yang ditemui kini lebih mudah melalui forum WAG Dunia HR Discussion:

https://weare.duniahr.com

Dukung dan support kegiatan Dunia HR dengan cara follow/subscribe:

Instagram: https://www.instagram.com/duniahrcom/

Youtube: https://www.youtube.com/channel/UCnIChHnIPZEz5BqB0jTxoxQ

Linkedin: https://www.linkedin.com/company/duniahr-com/

Mitra Kolaborasi :

Pasang Lowongan Kerja Gratis 100% tanpa syarat hanya di Rekruter Indonesia Bersatu

Komunitas Belajar HR sesuai SKKNI PeopleUp

Konsultan SDM & Layanan Transformasi Organisasi HeaRt Squad Indonesia

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *